Traveling: Tenggir Park Karanganyar, Pelangi yang Bersembunyi di Balik Magisnya Candi Sukuh
Hi, mate! Setelah postingan yang
sudah-sudah hanya membahas soal produk, di postingan kali ini aku ingin berbagi
pengalaman traveling-ku lebaran
kemarin di kawasan wisata sekitar Solo, yaitu Candi Sukuh dan Tenggir Park Karanganyar.
Sebagai penduduk Kota Solo, pelarian terdekat kami
untuk mencari kesegaran adalah kawasan wisata lereng Gunung Lawu Karanganyar.
Cukup menempuh satu jam perjalanan dengan mobil, hawa sejuk yang kontras dengan
hawa Solo yang maha panas pun sudah bisa dirasakan. Pemandangan serba hijau di
kanan kiri pun sudah siap menemani perjalanan. Kuputuskan pagi ini aku dan
keluarga beserta para keponakan kecil bertolak ke Karanganyar.
Sebagai warga Solo, beragam objek wisata di lereng
Gunung Lawu Karanganyar pun sudah tak asing bagiku dan keluargaku. Mulai dari
wisata alam Gunung Lawu sendiri dan bagian lerengnya yang berupa kawasan wisata
hutan pinus, kebun teh, danau, air terjun, hingga candi. Untuk objek wisata
candi, Candi Sukuh menjadi favoritku karena lokasinya masih bisa terjangkau
dengan aman, jalanan tidak securam Candi Cetho.
Candi Sukuh Karanganyar |
Meskipun candi ini merupakan objek wisata yang biasa
dikunjungi untuk mencari hiburan, namun aku tetap akan merasakan suasana magis
nan sakral yang kaya akan unsur budaya, sejarah, spiritual dan religi di sini.
Setelah puas mengeksplorasi kompleks candi yang memiliki ciri khas relief unik Lingga Yoni ini, aku dan keluargaku
terpancing untuk mengunjungi kawasan wisata yang tak jauh dari sini,
terpengaruh oleh penuturan mas-mas yang
nongkrong di sekitar pintu keluar
candi. Tinggal berjalan kaki saja sekitar 200 meter dari candi ini, kami sudah
sampai di Taman Hutan Raya atau yang biasa disingkat menjadi Tahura. Mungkin
keberadaan candi dengan suasana magisnya dan hutan dengan suasana sunyinya
sudah cukup familiar bagi kebanyakan orang. Tanpa disangka, jauh dari kesan
magis atapun sunyi, di kawasan wisata ini kini terdapat pelangi yang tersembunyi.bernama
Tenggir Park.
Second Entrance Gate |
Dengan merogoh kocek Rp10.000,00 saja per orang, aku
dan keluargaku sudah bisa menikmati keindahan alam lepas lereng Lawu yang
menyegarkan mata. Bagaimana tidak, di tiap spot
taman ini aku akan selalu bertemu dengan beraneka ragam bunga dengan
warna-warna yang cantik bak pelangi, mulai dari bunga kenikir, bunga herbras, bunga kertas,
hingga bunga matahari yang tinggi pohonnya melebihi tinggi badanku. Pesona
ceria bunga-bunga di taman ini sangat kontras dengan pesona magis Candi Sukuh
yang sakral. Selayaknya lahan di lereng gunung, tempat ini juga memiliki medan
yang berbukit-bukit, hamparan bunga pun disusun sedemikian rupa tersebar di
bagian atas dan bawah bukit, bahkan di lahan miring sekali pun. Meski tidak
curam dan tidak perlu mendaki terlalu tinggi untuk menikmati tiap spot yang disediakan, tetap saja
penggunaan alas kaki yang nyaman dan aman perlu diperhatikan.
Sebagian kecil dari taman bunga |
Matahari yang mengintip melalui sela-sela pepohonan |
Dengan kegemaranku berswafoto, Tenggir Park serasa
surga karena taman ini sudah dikelola dengan baik demi memaksimalkan hobiku.
Karena aku dan keluargaku tiba di sini saat hari masih pagi, kami pun masih
leluasa berswafoto tanpa khawatir ada orang lain yang tak sengaja ‘nebeng’
dalam fotoku. Selain taman bunga, tersedia juga beberapa selfie deck kekinian dengan pemandangan tebing yang bisa kupakai
untuk berfoto ria dengan gratis. Tak hanya itu, sebagai penikmat flying fox, wahana pemacu adrenalin
seperti sepeda terbang dan karpet terbang pun dapat kujadikan alternatif. Cukup
dengan merogoh kocek Rp25.000,00 per wahana, yang bisa dinaiki 2-3 orang sekali
bayar, aku, sepupuku dan keponakanku bisa bernarsis ria sekaligus memacu
adrenalin kami dengan melayang di ketinggian. Bagi keluarga yang mengajak
anak-anak kecil pun bisa juga menikmati wahana kolam renang kecil khusus
anak-anak.
We're on a flying bike! |
Selfie deck |
Setelah puas memanjakan mata dengan menyambangi satu
per satu spot yang tersedia di taman
ini, kini giliran perut keroncongan kami yang dimanjakan. Kami memutuskan untuk
mampir ke resto di dalam taman ini yang menyediakan beragam masakan khas
Karanganyar yang nikmat. Bagi yang hanya ingin istirahat duduk-duduk saja atau
tiduran, banyak juga tempat duduk yang tersedia, atau mungkin bisa menggelar
tikar atau karpet di space kosong
yang tersedia, asalkan tidak mengganggu wisatawan yang lain, bahkan tak jarang
juga orang-orang nampak santai duduk di atas tanah atau rerumputan.
Bagi kalian yang kemari di akhir pekan, taman yang
terletak di Kecamatan Ngargoyoso ini juga menyediakan fasilitas berupa camping ground dan juga penginapan
berbentuk rumah honai khas Papua. Untuk kalian yang jenuh dengan suasana hotel
yang serba modern, mungkin bisa mencoba untuk merasakan atmosfer pedalaman
Papua dengan menginap di rumah unik beratapkan jerami ini.
Setelah makan siang dan puas menjelajah tiap sudut
taman ini, kami pun memutuskan untuk ngopi-ngopi
di warung di dekat pintu keluar Tenggir Park, sebelum akhirnya kami pulang ke
Solo. Nah, sekarang kalau aku mengunjungi kawasan wisata Candi Sukuh, tak hanya
suasana magis yang kental akan unsur sejarah saja yang kudapat, suasana ceria
yang penuh warna pun juga bisa dengan mudah kudapatkan tak jauh dari candi ini. Sekian dulu guys pengalamanku bertamasya ria di Candi Sukuh dan Tenggir Park. See you on my next trip!
Ajak akuuu dong kak...wkwk
ReplyDelete